Infotoday.id, Tanjungpinang – Gelombang kritik konstruktif kembali muncul dari kalangan muda hulubalang. Capt Rio, tokoh muda adat yang juga berprofesi sebagai nakhoda kapal offshore, menegaskan perlunya peninjauan menyeluruh terhadap proses pemilihan hulubalang Kepri.
Ia menilai bahwa pengisian jabatan hulubalang tidak boleh dilakukan tanpa mekanisme seleksi yang benar, terlebih mengingat posisi tersebut bukan sekadar struktur kehormatan, melainkan barisan terdepan dalam mempertahankan marwah adat Melayu.
Sorotan ini semakin menguat setelah nama Endi Maulidi muncul dalam kepengurusan LAM Kepri. Menurut Capt Rio, kondisi tersebut harus dievaluasi agar tidak menimbulkan kesan bahwa jabatan hulubalang dapat diisi tanpa standar yang jelas.
“Hulubalang adalah simbol kekuatan, ketegasan, dan keberanian dalam adat Melayu. Ia tidak boleh dipilih secara asal tunjuk. Aturan adat, AD/ART LAM Kepri, serta prinsip kepantasan harus menjadi pijakan utama,” tegas Capt Rio.
Capt Rio meminta Ketua LAM Kepri agar segera menyusun dan menerapkan fit and proper test atau uji kelayakan menyeluruh terhadap para calon hulubalang, mencakup:
• uji karakter dan integritas,
• uji mental dan kedisiplinan,
• uji fisik dan ketahanan diri,
• rekam jejak pengabdian kepada adat Melayu,
• kepemimpinan dan kapasitas sosial-budaya.
Ia menilai bahwa tanpa mekanisme tersebut, posisi hulubalang dapat kehilangan wibawa dan legitimasi di mata masyarakat.
“LAM Kepri harus tegak berdiri di atas aturan adat. Jika hulubalang adalah benteng marwah Melayu, maka seleksinya harus diatur secara profesional, transparan, dan terukur,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Capt Rio juga menilai bahwa dalam situasi saat ini tokoh muda Dato’ Yudi Irawan merupakan figur yang paling memenuhi syarat untuk memimpin Ketua Hulubalang Kepri.
“Jika berbicara kelayakan, karakter, rekam jejak, dan pengabdian terhadap adat Melayu, maka Dato’ Yudi Irawan adalah sosok yang paling pantas memimpin Ketua Hulubalang Kepri. Beliau memiliki kepemimpinan, pengalaman, dan ketegasan yang sesuai dengan ruh hulubalang,” ungkapnya.
Capt Rio menilai bahwa Dato’ Yudi memiliki campuran ideal antara ketokohan, wibawa, dan kapasitas, sehingga mampu membawa hulubalang Kepri ke arah yang lebih tertata, disegani, dan berwibawa.
Ia kembali mengingatkan bahwa jabatan hulubalang bukanlah jabatan administratif biasa. Dalam tradisi Melayu, hulubalang adalah:
• penjaga kedaulatan adat,
• pelindung masyarakat adat,
• simbol keberanian dan integritas,
• perisai dalam menjaga martabat lembaga adat.
Karena itu, pemimpin hulubalang haruslah sosok yang memenuhi syarat fisik, mental, moral, serta dihormati oleh masyarakat adat.
“Jika kita salah menempatkan hulubalang, maka yang runtuh bukan hanya struktur, tetapi juga wibawa adat itu sendiri,” tegas Capt Rio.
Capt Rio berharap LAM Kepri dapat menjadikan momentum ini sebagai langkah awal pembenahan struktural, khususnya dalam penguatan standar pemilihan tokoh adat. Ia menegaskan bahwa keteraturan dalam proses pemilihan adalah kunci untuk menjaga marwah dan masa depan adat Melayu di Kepri.
“Adat tidak boleh berjalan berdasarkan selera atau penunjukan. Adat harus berjalan berdasarkan aturan. Jika aturan ditegakkan, maka wibawa akan tumbuh. Sudah saatnya LAM Kepri mengambil sikap tegas,” pungkasnya. (*)












