Infotoday.id – Kontestasi politik 2024 usai sudah, saat ini Komisi Pemilihan Umum tinggal melaksanakan beberapa tahapan lagi, diantaranya Pleno Rekapitulasi Hasil Pemilu Legislatif 2024 sebelum mengumumkan daftar Caleg terpilih yang akan duduk di kursi empuk, baik untuk DPRD Kota Tanjungpinang, DPRD Provinsi Kepri maupun di DPR RI.
Hasil pleno rekapitulasi perolehan Suara Partai Peserta Pemilu dan Suara Calon Anggota Legislatif sudah di tetapkan oleh KPU Kota Tanjungpinang pada tanggal (04/03) tahun 2024 di Hotel CK Tanjungpinang. Saat ini sedang berlangsung Pleno Rekapitulasi Tingkat Provinsi Kepri.
Hasil Rekapitulasi tingkat Kota Tanjungpinang sudah bisa tergambar, siapa yang menang dan berhasil meraih kursi legislatif, baik di DPRD Kota Tanjungpinang maupun di DPRD Provinsi Kepri.
Dari sejumlah nama politisi Minang yang ikut ambil bagian pada perhelatan pesta demokrasi Lima tahunan tersebut, terdapat sejumlah nama yang merupakan incumbent, hanya satu orang yang berhasil kembali berkantor di Senggarang untuk Lima tahun kedepan.
Nama tersebut adalah Nasrul, politisi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), Nasrul yang merupakan Caleg petahana yang berasal dari Kabupaten Solok tersebut berhasil keluar sebagai pemenang dengan perolehan Suara 920.
Selebihnya berguguran, sebut saja Politisi muda Momon Faulanda Adinata yang merupakan politisi partai PPP, Caleg incumbent periode 2019-2024 yang bertarung di Dapil Tanjungpinang 3 tersebut berasal dari Kabupaten Tanah Datar, impian Momon untuk kembali ke Legislatif harus kandas oleh kolega satu partainya.
Untuk perolehan Suara Momon cukup signifikan, yakni 863 Suara namun suara saingan satu partainya Adhafi Anantama Putra meraih 1.431 suara yang membuat Adhafi, putra Politisi Senior PPP Sarafudin Aluan itu keluar sebagai pemenang dan mewakili PPP di DPRD Tanjungpinang.
Selanjutnya pil pahit juga dirasakan oleh politisi senior Partai Amanat Nasional ( PAN) Rika Adrian walaupun lahir di Kepulauan Riau, kedua orang tua nya merupakan warga Minang, Rika sendiri cukup aktif di organisasi Minang Kota Tanjungpinang, incumbent tiga periode ini, 2009-2014, 2014-2019 dan 209-2024 juga harus menelan kekalahan, Bertarung di Dapil Tanjungpinang 3 juga kalah oleh kolega satu partainya yakni pendatang baru di Partai Amanat Nasional Ismulyono, suara Rika Adrian juga terpaut lumayan jauh, suara yang diperoleh Rika yakni 902, sedangkan Ismulyono 1.381, maka kursi yang diraih PAN di Dapil Tanjungpinang tiga direngkuh oleh Ismulyono.
Terakhir, kekalahan juga dialami oleh politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Respriadi, bertarung di Dapil Tanjungpinang satu pensiunan guru yang berasal dari Kota Padang ini juga tumbang oleh kolega satu partainya, yang juga merupakan pendatang baru Muhammad Sabri, bahkan untuk nama terakhir ini dari incumbent, perolehan suaranya cukup terpaut jauh, Respriadi memperoleh 364 suara, sedangkan Muhammad Sabri 1121 suara.
Caleg Tokoh Minang:
Selain Caleg petahana, beberapa orang tokoh Minang Kota Tanjungpinang juga ambil bagian, sebut saja namanya, H.Irwan yang merupakan Ketua IKTD Tanjungpinang maju lewat partai Ummat di Dapil Tanjungpinang dua, juga tidak bisa berbicara banyak, perolehan suaranya sangat jauh dari harapan, nasib yang sama juga dialami oleh sekretaris IKTD Tanjungpinang Elvi Edison, maju lewat partai Hanura, juga tidak mampu mendapatkan perolehan suara yang signifikan.
Begitu juga dengan tokoh muda Pariaman, Azlirais Anduspil atau yang akrab disapa Rais, ia juga tidak mampu mendapatkan dukungan dari masyarakat yang cukup menghantarkannya ke Senggarang, ternyata nama besarnya sebagai tokoh muda dan seorang jurnalis, belum mumpuni untuk meraih suara banyak maju di Dapil Tanjungpinang dua.
Untuk Dapil Tanjungpinang tiga, ada tokoh muda Pesisir Selatan Endang Wirnanto, suara yang diraihnya juga terpaut jauh dari kolega satu partainya, ternyata menjabat Bendahara Partai Hanura Tanjungpinang dan Pengurus PSMM Tanjungpinang juga tidak membuat raihan suara Endang melejit, justru kursi Hanura di dapil Tanjungpinang tiga di rebut oleh Frengky Simanjuntak kolega satu partainya.
Masih di Dapil Tanjungpinang tiga juga terdapat tokoh muda Minang lainnya, yakni Febriyeldi yang berasal dari Payakumbuh, ia yang merupakan Bendahara DPC Gerindra Tanjungpinang itu, raihan suaranya juga terpaut jauh.
Beralih ke Dapil Tanjungpinang empat, ada nama tokoh Pesisir Selatan Musril, ada Ketua PKDP Tanjungpinang Usman yang bertarung di partai yang sama, yakni Partai PPP, ada Erwansyah Sjarif dari Partai Ummat, dan sejumlah nama besar lainnya.
Selanjutnya untuk dapil Tanjungpinang satu, ada nama ketua PPMK Kepri Arjon Efendi yang maju lewat Partai Amanat Nasional, juga tidak bisa berbuat banyak.
Bahkan nama-nama tokoh Minang Kota Tanjungpinang yang maju untuk DPRD Provinsi Kepri juga mengalami nasib yang sama, yakni minim suara, sebut saja namanya, H. Rasfris Nawi yang maju lewat partai Ummat, Nazirwan lewat Partai PKS, H. Abdul Rahman yang maju lewat Partai Hanura serta Deviyanti Nur dari Nasdem.
Sementara untuk perolehan suara Firman Priyudi Agung yang maju lewat partai Demokrat untuk DPRD Provinsi Kepri, justru meraih suara yang cukup signifikan, walaupun tidak meraih kursi namun suaranya tembus di angka 1.015 suara, sebagai pendatang baru di kancah politik, suara Yudi sapaan akrabnya, cukup diperhitungkan dimasa pemilu yang akan datang untuk diusung kembali.
Saran Dan Harapan Penulis :
Dalam hal ini, penulis hanya ingin perolehan suara putra putri Minang yang ikut bertarung pada pileg 2024 ini di Tanjungpinang bisa dijadikan bahan evaluasi untuk pemangku kepentingan, terutama tokoh tokoh Minang Kota Tanjungpinang yang memiliki pengaruh, yang menjadi niniak mamak, supaya lebih meningkatkan peran sertanya dalam mendukung dan menyokong setiap adanya kontestasi politik di negeri Segantang Lada ini yang diikuti oleh Putra dan Putri terbaik Minang Kota Tanjungpinang.
Bukan untuk mengedepankan politik suku atau identitas, akan tetapi bertujuan untuk ikut serta membangun Kota Tanjungpinang yang kita cintai ini, yang menjadi rumah kita bersama saat ini. Mari kita berdayakan potensi besar Warga Minang Kota Tanjungpinang yang katanya berada di urutan tiga terbesar di Kota Gurindam tercinta ini.
Memang tidak bisa kita pungkiri, salah satu penyebab rontoknya politisi Minang adalah terlalu ramainya minat dari masyarakat Minang yang ikut berpolitik praktis, tanpa perhitungan yang matang, akhirnya Suara Warga Tanjungpinang yang berasal dari ranah Minang terpecah belah, ditambah lagi dengan praktik poltik Uang yang terjadi di pemilu 2024 membuat Politisi Minang tidak mampu bersaing dengan competitor baik satu partai maupun beda partai, akibatnya politisi politisi Minang kehilangan Taji nya, namun bukan hal yang perlu kita sesali untuk raihan tahun ini, namun jauh lebih penting dari itu semua, kita jadikan sebagai momentum untuk senantiasa menjaga kekompakan sesama warga Minang pada iven iven mendatang, bak pepatah Minang “Sadanciang bak basi, saciok bak ayam” senasib sepenanggungan itu harus di jewantahkankan dengan konrit, terukur dan terarah, dan hilangkan politik “Kapitiang” supaya perjuangan Putra Putri Minang bisa membuahkan hasil yang baik,serta bisa berkontribusi secara langsung untuk memajukan Kota Tanjungpinang melalui legislatif maupun eksekutif, hal ini tentu tidak berlaku hanya di kancah politik saja, berlaku di segala lini kehidupan, di semua sendi sendi kehidupan, ekonomi dan sosial.
Akhir kata, Penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar besarnya, jika dalam bait kata ada yang tidak berkenan. (*)
Oleh : Sony Chaniago
Jurnalis/Warga Minang Kota Tanjungpinang










