INFOTODAY.ID, TANJUNGPINANG — Dunia kese Kepulauan Riau mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, tindakan intervensi jantung menggunakan teknologi Rotational Atherectomy atau Rotablator berhasil dilakukan di RSUD Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT).
Sebanyak empat pasien menjadi penerima manfaat pertama dari prosedur canggih tersebut yang dilaksanakan pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Sebagai rumah sakit rujukan provinsi bertipe B, RSUD Raja Ahmad Tabib terus menunjukkan komitmennya menghadirkan pelayanan kesehatan yang modern, profesional, dan berorientasi pada keselamatan pasien. Melalui berbagai inovasi, RSUD RAT berupaya sejajar dengan rumah sakit rujukan nasional dengan memperkuat kompetensi tenaga medis, memperbarui teknologi, serta memperluas akses layanan bagi masyarakat Kepulauan Riau.
Tindakan Rotablator perdana ini turut disaksikan langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad, S.E., M.M, Wakil Gubernur Nyangnyang Haris Pratamura, S.E., M.Si, serta Ketua TP-PKK Kepri, Dra. Hj. Dewi Kumalasari, M.Pd. Kehadiran mereka menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah daerah terhadap kemajuan layanan kardiovaskular di Kepri.
Sebelumnya, tim Cathlab RSUD RAT telah mendapatkan pelatihan intensif dari para pakar Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. Pelatihan ini menjadi kunci sukses pelaksanaan tindakan bersejarah tersebut. Selain sebagai ajang transfer teknologi, kegiatan ini juga menjadi langkah penting menuju kemandirian tenaga medis lokal dalam bidang intervensi jantung.
Tindakan Rotablator ini menjadi tonggak penting bagi pelayanan jantung di Kepulauan Riau. Jika sebelumnya pasien dengan sumbatan pembuluh darah koroner berat dan mengandung kalsium harus dirujuk ke Jakarta, kini mereka dapat ditangani langsung di Tanjungpinang.
“Kami merasa bangga dapat menghadirkan teknologi Rotablator di RSUD Raja Ahmad Tabib. Selama ini pasien dengan penyumbatan kalsifikasi berat harus dirujuk ke rumah sakit nasional di luar daerah. Sekarang, masyarakat Kepri bisa mendapatkan layanan tersebut di sini tanpa harus meninggalkan daerahnya,”
ujar dr. Andrew, Sp.JP(K), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah intervensi RSUD RAT yang memimpin tindakan tersebut.
Teknologi Rotablator bekerja seperti bor medis berukuran sangat kecil dengan ujung berlapis permata khusus yang berputar cepat untuk mengikis plak kalsium keras di dinding pembuluh darah. Setelah plak terkikis, aliran darah menjadi lancar dan pemasangan stent (ring jantung) dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Meski hanya digunakan pada sekitar 5% kasus intervensi koroner (PCI), teknologi ini menjadi penyelamat bagi pasien dengan penyumbatan berat yang tidak dapat ditangani dengan teknik konvensional.
Direktur RSUD Raja Ahmad Tabib menyebut keberhasilan ini sebagai lompatan besar bagi pelayanan kesehatan jantung di Kepulauan Riau.
“Dengan adanya teknologi Rotablator di RSUD RAT, masyarakat Kepri kini dapat menikmati layanan berstandar nasional tanpa harus dirujuk ke luar daerah. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal keadilan akses terhadap layanan kesehatan terbaik,” ujarnya.
Keberhasilan ini menjadi simbol kemajuan layanan kesehatan di Bumi Segantang Lada. Sebuah alat kecil bernama Rotablator kini membuka harapan baru bagi pasien jantung koroner di Kepulauan Riau untuk kembali mendapatkan aliran kehidupan yang normal.
Lebih dari sekadar pencapaian teknologi, keberhasilan ini merupakan bukti dedikasi, kolaborasi, dan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Melalui tindakan perdana ini, RSUD Raja Ahmad Tabib menegaskan perannya sebagai rumah sakit rujukan yang tidak hanya melayani, tetapi juga memimpin perubahan menuju pelayanan kesehatan jantung yang maju, mandiri, dan membanggakan. (*)